Kamis, 25 November 2010

Struktur Organisasi data1

STRUKTUR DAN ORGANISASI DATA 1

BAB I

ORGANISASI FILE dan FILE SEQUENTIAL

Merupakan suatu teknik/cara yang digunakan menyatakan dan menyimpan record-record dalam sebuah file.

Penyimpanan atau dalam penulisan karakter demi karakter didalam external memory, harus diatur sehingga komputer bisa dengan mudah menemukan kembali data-data yang tersimpan didalamnya.

Organisasi file sequential juga merupakan cara paling dasar untuk mengorganisasikan kumpulan record record dalam sebuah file .

4 Teknik Dasar Organisasi File :

  1. Sequential

Organisasi File Sequential merupakan suatu cara penyimpanan dan pembacaan data yang dilakukan secara berurutan. Data yang ada akan disimpan sesuai dengan urutan masuknya. Data pertama dengan nomor berapapun, akan disimpan ditempat pertama, demikian dengan data berikutnya yang juga akan disimpan ditempat berikutnya.

Begitu pula dalam melakukan pembacaan data, dilakukan secara berurutan, maksudnya pembacaan akan dimulai dari data paling pertama dan dilanjutkan dengan data berikutnya sehingga data yang dimaksud bisa ditemukan

Proses

Dalam organisasi file sekuential record-recordnya harus diakses secara berurutan, maka file sekuential lebih sering menggunakan batch processing dari pada interactive processing.

Batch merupakan suatu proses yang dilakukan secara group atau kelompok.

Interactive merupakan suatu proses yang dilakukan secara satu persatu, yaitu record demi record.

Operasi File sequential terdiri dari : Penyisipan Record, Penghapusan

Record dan Perubahan Isi Record

Pembuatan File Sequential

Yang meliputi penulisan record-record dalam serangkaian yang diinginkan pada media penyimpanan.

Yang termasuk pembuatan file sequential :

☺Pengumpulan data

Proses dimana data yang ada dikumpulkan secara berurut berdasarkan klasifikasi yang membedakannya. Pada tahap pengumpulan data ini, semua data akan diurutkan secara bertahap dan terorganisir dengan baik. Contohnya database kemahasiswaan seperti menampilkan IPK, menampilkan mata kuliah dan menmpilkan Biodata mahasiswa.

☺Perubahan data dalam bentuk bahasa yan dapat dibaca oleh mesin

☺Pemasukan data

Data-data yang telah dibedakan dan dikumpulkan akan secara permanent dimasukkan (di input) kedalam suatu device penyimpanan. Device (media) penyimpanan ini dapat berupa memori atau device penyimpanan lainnya. Contohnya adalah Data pribadi dan KRS Mahasiswa.

☺Pengeditan data

Data yang ada dikumpulkan dan proses input data juga telah dilakukan maka proses selanjutnya adalah editing. Data yang telah di input akan diubah (edit). Yang berlangsung berdasarkan pengguna atau user. User sangat dominan dalam proses ini, sebab proses pengeditan data yang ada berdasarkan perintah kerja dari user.

☺Pemerikasaan tranksaksi yang ditolak

☺Penyortiran data yang telah diedit

Setelah user melakukan pengeditan pada data-data yang ada, maka selanjutnya data yang telah di edit tersebut kan di sortir. Dalam proses penyortiran ini, peran user juga sangat dominan dalam mempengaruhi hasil dari penyortiran yang dilakukan.

Begitu pula pada waktu pengaksesan dan pada waktu file ini digunakan sebagai input, record-record harus diakses secara berurutan.

Jika ingin menambah record pada file sequential, maka record tersebut akan tercetak pada akhir berkas .

3 jenis record pembuatan file laporan sequential

  • Header record

Meliputi report header page header dan group header. Biasa disebut sebagai informasi pengenal ( identifying information )

  • Detail record

Meliputi isi laporan yang umumnya disusun dalam kolom .

  • Footer record

Meliputi report footer page footer dan group footer. Biasa disebut sebagai informasi ringkasan ( Summary information ) .

Media penyimpanan file sequential

  • SASD seperti maknetic tape

  • DASD seperti maknetic disk, alasannya komputer dihubungkan dengan sedikit tape drive sehingga tidak cukup untuk menunjang program aplikasi yang banyak membutuhkan file sequential

Keuntungan Sequential File :

  • Merupakan organisasi file yang sederhana

  • Jarak setiap aplikasi yang tersimpan sangat jelas

  • Metode penyimpanan didalam memory sangat sederhana, sehingga efisien untuk menyimpan record yang besar

  • Sangat murah untuk digunakan, sebab medianya cukup menggunakan magnetic tape.

  • Kemampuan untuk mengakses record berikutnya secara cepat

Kerugian Sequential File :

  • Jika diperlukan perubahan data, maka seluruh record yang tersimpan didalam master file, harus semuanya diproses

  • Data yang tersimpan harus sudah urut (sorted)

  • Posisi data yang tersimpan sangat susah untuk uptodate, sebab master file hanya  bisa berubah saat proses selesai dilakukan

  • Tidak bisa dilakukan pembacaan secara langsung

BAB II

FILE RELATIF

Merupakan suatu teknik/cara yang efektif dalam mengorganisasi sekumpulan record yang membutuhkan akses record dengan cepat. Dalam file relatif ada hubungan antara key yang dipakai untuk mengidentifikasi record dengan lokasi record dalam penyimpanan sekunder.

Record tidak perlu tersortir secara fisik menurut nilai key.

Untuk mencari record ke-N. Buat hubungan yang akan menerjemahkan antara NILAI KEY dan ADDRESS.

Hubungan ini dinyatakan sebagai R, yang merupakan fungsi pemetaan.

R(NILAI KEY)  →  ADDRESS

õ Tidak perlu mengakses semua record master file, cukup mengakses langsung record yang dikehendaki.

õ Record dari file relatif dapat diupdate langsung tanpa perlu merekam kembali  semua record.

Proses

Record ditulis ke dalam berkas relatif, fungsi pemetaan R digunakan untuk menerjemahkan NILAI KEY dari record menjadi ADDRESS, dimana record disimpan.

Organisasi file relatif paling sering digunakan dalam proses interaktif

Pola Akses

Merupakan penentuan akses berdasarkan field tertentu. Dalam file relatif tidak perlu mengakses record secara berurutan (consecutive).

Media Penyimpanan File Relatif

Organisasi berkas relatif ini tidak menguntungkan bila penyimpanan sekundernya berupa media SASD seperti magnetic tape. Berkas relatif harus disimpan dalam media DASD seperti magnetic disk atau drum.

Retrieval terhadap File Relatif

pada waktu akan me-retrieve record dengan nilai key tertentu, fungsi pemetaan R digunakan terhadap nilai key tersebut, untuk menerjemahkan nilai key itu menjadi sebuah address dalam penyimpanan sekunder, dimana record tersebut ditemukan.

ð Retrieval merupakan pengaksesan file dengan tujuan untuk mendapatka informasi

3 teknik dasar yang digunakan untuk menyatakan fungsi pemetaan R, dimana

R(NILAI KEY) → ADDRESS

♣ Teknik Pemetaan Langsung

Merupakan teknik yang sederhana untuk menerjemahkan nilai record key menjadi address.

2 cara pemetaan langsung :

a. Teknik Absolute Addressing (Pengalamatan Mutlak)

R(NILAI KEY)  →  ADDRESS

NILAI KEY Â Â Â Â = ALAMAT MUTLAK

Jika nilai key yang diberikan oleh pemakai program sama dengan address sebenarnya dari record tersebut pada penyimpanan sekunder.

Keuntungan dari pengalamatan mutlak

  • Fungsi pemetaan R sangat sederhana

  • Tidak membutuhkan waktu lama dalam menentukan lokasi record pada penyimpanan sekunder

Kelemahannya dari pengalamatan mutlak

  • Pemakai harus mengetahui dengan pasti record-record yang disimpan secara fisik

Alamat mutlak adalah device dependent, perbaikan atau pengubahan device, dimana berkas berada akan mengubah nilai key

Alamat mutlak adalah address space dependent, reorganisasi berkas relatif akan menyebabkan nilai key berubah.

b. Teknik Relative Addressing (Pengalamatan Relatif)

R(NILAI KEY) → ADDRESS

NILAI KEY Â Â Â = ALAMAT RELATIF

Alamat relatif dari record dalam file adalah urutan record tersebut dalam file.

Keuntungan dari pengalamatan relatif

  • Fungsi pemetaan R sangat sederhana

  • Nilai key dari sebuah record dapat ditentukan lokasi recordnya dalam sebuah penyimpanan sekunder tanpa memerlukan waktu proses yang berarti.

Kelemahannya dari pengalamatan relatif

  • Alamat relatif adalah bukan device dependent

  • Alamat relatif adalah address space dependent

  • Terjadinya pemborosan ruangan.

  • Ruang harus disediakan sebanyak jangkauan nilai key, terlepas dari berapa banyak nilai key.

  • Ditemukannya alamat relatif yang sama untuk nilai key yang berbeda.

Teknik Pencarian Tabel.

Dasar pemikiran pendekatan pencarian tabel adalah tabel atau direktori dari nilai key dan address.

Keuntungan Pencarian Tabel

  • Record dapat diakses dengan cepat, setelah nilai  key dalam direktori ditentukan

  • Nilai key dapat berupa field yang mudah dimengerti seperti PART  NUMBER,  NPM, karena nilai  key  tersebut  akan diterjemahkan menjadi alamat

  • Nilai key adalah address  space  independent,  dimana reorganisasi berkas tak akan memepengaruhi nilai key, yang berubah adalah alamat dalam direktori

Teknik Kalkulasi Alamat

R(NILAI KEY)  → ADDRESS

Adalah dengan melakukan kalkulasi terhadap nilai key, hasilnya adalah alamat relatif.

R(K1)Â =Â R(K2) Â Â Â disebut benturan

K1     ≠ K2       atau collision

nilai key K1 dan K2 disebut synomin.

Synonim adalah dua atau lebih nilai key yang berbeda pada hash ke home address yang sama.

Teknik Kalkulasi Alamat

  • Scatter storage techniques

  • Randomizing techniques

  • Key-to-address transformation methods

  • Direct addressing techniques

  • Hash table methods

Hashing merupakan Kalkulasi terhadap nilai key untuk mendapatkan sebuah alamat disebut fungsi hash.

Keuntungan pemakaian Hashing

  • Nilai key yang sebenarnya dapat dipakai karena diterjemahkan kedalam sebuah alamat.

  • Nilai key adalah address space independent bila berkas direorganisasi, fungsi hash berubah tetapi nilai key tetap.

Kelemahannya pemakaian Hashing :

  • Membutuhkan waktu proses dalam mengimplementasikan fungsi hash.

  • Membutuhkan waktu proses dan akses I/O dalam mengatasi benturan.

Hashing dapat digunakan bersama-sama dengan pencarian tabel.

Penampilan fungsi hash bergantung pada :

  • Distribusi nilai key yang dipakai

  • Banyaknya nilai key yang dipakai relatif terhadap ukuran dari ruang alamat.

  • Banyaknya record yang dapat disimpan pada alamat tertentu tanpa menyebabkan benturan.

  • Teknik yang dipakai untuk mengatasi benturan

Beberapa fungsi hash yang umum digunakan :

  1. Division Remainder

alamat relatif dari suatu nilai key merupakan sisa dari hasil pembagian nilai key tersebut dengan suatu bilangan yang disebut sebagai bilangan pembagi.

Untuk mengukur kepenuhan file relatif digunakan Load Factor (Faktor Muat).

Load Factor =    banyak record dalam berkas

max. banyak record dalam berkas

  • Biasanya load factor yang sering digunakan adalah 0.7 atau 0.8.

  • Load factor lebih besar dari 0.7 atau 0.8 maka berkas tersebut harus diperbesar dan direorganisasi.

Jika ingin menyimpan sebanyak n record pada suatu file dan load factor adalah 0.8, maka max. banyak record pada file adalah 1.25 n.

0.8 = Â Â n

max

max = 1.25 n

  1. Mid Square Hashing

Untuk mendapatkan alamat relatif, nilai key dikuadratkan, kemudian beberapa digit diambil dari tengah .

c. Folding Hashing

Untuk mendapatkan alamat relatif, nilai key dibagi  menjadi beberapa bagian, setiap bagian (kecuali bagian terakhir) mempunyai jumlah digit yang sama dengan alamat relatif.

Bagian-bagian ini kemudian dilipat (seperti kertas) dan dijumlah.

Hasilnya, digit yang tertinggi dibuang (bila diperlukan).

Perbandingan fungsi Hash

  • Teknik Division Remainder memberikan penampilan yang terbaik secara keseluruhan.

  • Teknik Mid Square dapat dipakai untuk file dengan load factor cukup rendah akan memberikan penampilan baik tetapi kadang-kadang dapat menghasilkan penampilan  yang  buruk  dengan  beberapa collision.

  • Teknik folding adalah teknik yang paling mudah dalam perhitungan tetapi dapat memberikan hasil yang salah, kecuali panjang nilai key = panjang address.

2 pendekatan dasar untuk menetapkan dimana K2 harus disimpan :

a. Open Addressing

Menemukan address yang bukan home address untuk K2 dalam berkas relatif.

b. Separate Overflow

Menemukan address untuk K2 diluar dari primary area dalam file relatif, yaitu di overflow area yang dipakai hanya untuk menyimpan record-record yang tak dapat disimpan di home addressnya.

2 teknik untuk mengatasi collision :

  1. Linier Probing, yang merupakan teknik open addresing.

cara menemukan lokasi record yang tak dapat disimpan di home addressnya dan proses pencarian secara sequential/linear dari home address sampai lokasi yang kosong.

File dengan load factor <>

b. Double Hashing, yang dapat dipakai selain open addressing atau separate overflow.

cara menemukan lokasi sebuah record pada waktu record tersebut tidak dapat disimpan dalam home addressnya dan akan memakai fungsi hash kedua terhadap hasil dari fungsi hash pertama.

File dengan load factor <>

Address dari record yang dihash kembali dapat terletak pada primary area atau di separate overflow area.

Metode ini membutuhkan pengeluaran tambahan untuk pemeliharaan berkas.

  • File relatif dibagi menjadi 2 file , yaitu :

Primary area dan Overflow area

Keuntungan metode separate overflow adalah

menghindari keadaan dimana dapat terjadi metode open addressing untuk sebuah record yang tak disimpan dalam home addressnya menggantikan record lain yang terakhir di hash ke home addressnya. Masalah ini dapat dihindari dengan open addressing atau separate overflow sederhana dengan memindahkan record yang sebelumnya ke lokasi lain (dengan probing atau hashing kembali) dan menyimpan record yang baru ketempat yang kosong.

Perbandingan Linear Probing dan Double Hashing

Load Factor <>

Load Factor > 0.8 : Double Hashing > Linear Probing

±Synonim Chaining

Pendekatan pemecahan collision yang mengakses synonim dengan fasilitas link list untuk record-recordnya dalam kelas ekivalen. Adapun link list record-record dengan home address yang sama tak akan mengurangi jumlah collision, tetapi akan mengurangi waktu akses untuk me-retrieve record-record yang tak ada di home addressnya.

±Bucket Addressing

Pendekatan lain dalam mengatasi collision adalah hash ke dalam block atau bucket yang dapat memberikan tempat sejumlah record.

Record-record yang disimpan dalam bucket dapat dikelola dalam :

  • Dapat disisipkan dalam urutan berdasarkan penempatannya di bucket.

  • Dapat dipertahankan urutan nilai key-nya.

Bucket addressing ini umum dipakai.

Ukuran dari sebuah bucket dapat ditentukan oleh ukuran track atau sektor dalam DASD. Ukuran bucket umumnya sama dengan ukuran block untuk file.

Keuntungan penggunaan bucket dapat menampung banyak record dengan panjang yang berbeda dapat dipakai

BAB III

FILE INDEX SEQUENSIAL

Merupakan cara paling efektif untuk mengorganisasi kumpulan record-record yang membutuhkan akses record secara sequential maupun akses record secara individu berdasarkan nilai key.

Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir.

Index diakhiri dengan adanya pointer (penunjuk) yang menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil.

Struktur File Index Sequential

Index  → Binary Search Tree

Data    →  Sequential

  • Indeksnya digunakan untuk melayani sebuah permintaan untuk mengakses record tertentu

  • File data sequential digunakan untuk mendukung akses sequential terhadap seluruh kumpulan record-record

Struktur Pohon

Pohon (tree) adalah struktur dari sekumpulan elemen

Salah satu elemennya merupakan akarnya atau root, dan sisanya yang lain merupakan bagian-bagian pohon yang terorganisasi dalam susunan berhirarki, dengan root sebagai puncaknya.

Pohon Biner

Tipe pohon yang paling banyak dipelajari adalah pohon biner. Pohon Biner adalah pohon yang setiap simpulnya memiliki paling banyak dua buah cabang / anak.

Implementasi Organisasi File Indeks Sequential

2 pendekatan dasar untuk mengimplementasikan konsep dari organisasi file indeks sequential :

☺ Blok Indeks dan Data (Dinamik)

File indeks dan file data diorganisasikan dalam blok.

File indeks memilii struktur tree, sedangkan file data mempunyai struktur sequential dengan ruang bebas yang didistribusikan antar populasi record.

☺ Prime dan Overflow Data Area (Statik)

Berdasarkan struktur indeks dimana struktur indeks ini lebih ditekankan pada karakteristik fisik dari penyimpanan, dibandingkan dengan distribusi secara logik dari nilai key.

Indeksnya ada beberapa tingkat, misalnya tingkat cylinder indeks dan tingkat track indeks.

Berkas datanya secara umum diimplementasikan sebagai 2 berkas, yaitu Prime Area Dan Overflow Area.

Kedua pendekatan tersebut menggunakan bagian indeks dan bagian data, dimana masing-masing menempati file yang terpisah.

Karena diimplementasikan pada organisasi internal yang berbeda. Masing-masing file tersebut harus menempati pada alat penyimpan yang bersifat Direct Access Storage Device (DASD).

Untuk membayangkan penyimpanan data dengan menggunakan teknik index sequential ini, bisa melihat daftar isi pada sebuah buku. Pada bagian disebelah kiri disebut sebagai index data yang berisi bagian dari data yang ada. Index data kemudian diakhiri dengan pointer yang menunjukkan posisi keseluruhan isi data.

Sebuah data yang terdiri Nomor, Nama, NL1, Nl2, dan NL3 bisa disimpan dengan menggunakan Nomor sebagai Index. Apabila data tersebut dicetak, maka akan dihasilkan suatu data yang berurutan berdasar Nomor. Nomor yang ada akan tersusun dengan urutan dari kecil keurutan yang lebih besar.

Dari data yang ada, juga bisa dibuat Nama sebagai Index. Apabila data tersebut dicetak, maka akan dihasilkan suatu data yang berurutan berdasar Nama. Nama yang ada akan tersusun dengan urutan dari kecil keurutan yang lebih besar.

Index data akan dibaca pertama kali oleh komputer, dan dikarenakan didalam index data juga terdapat address maka data yang dicari bisa segera diketemukan. Data yang sudah terekam dalam methoda index-sequential juga dapat dilakukan pembacaan secara sequential. Key-field akan dibaca pertama kali secara sequential, dan untuk selanjutnya record yang dituju akan diketemukan.

Keuntungan Index Sequential File

Sangat cocok untuk digunakan menyimpan batch data ataupun individual data. Dibanding sequential file, pemanggilan data menjadi lebih cepat

Kerugian Index Sequential File

Access (pemanggilan) data tidak bisa disamakan dengan random (direct access file). Memerlukan adanya ruangan extra didalam memory untuk menyimpan index data. Memerlukan adanya hardware dan software yang lebih kompleks.

BAB IV

FILE MULTYKEY

Merupakan organisasi file yang memperbolehkan record diakses oleh lebih dari satu key field.

Pengulangan data dari beberapa file bukan merupakan cara yang baik untuk mengakses record dengan berbagai cara. Dan cara ini memerlukan space (ruang) yang besar di storage dan kesulitan pada waktu peng-update-an record secara serentak.

Untuk itu digunakan organisasi file banyak key, umumnya diimplementasikan dengan pembentukan banyak indeks untuk memberikan akses yang berbeda terhadap record data.

Mungkin juga cara ini memakai banyak link-list terhadap record. Dan sebuah indeks dapat dibentuk dengan beberapa cara, misal sebagai tabel binary search tree atau B-tree.

Banyak teknik yang dipakai untuk organisasi berkas dengan banyak key. Pendekatan bergantung pada pembentukan indeks yang dapat memberi akses langsung dengan banyak nilai key.

2 teknik dasar pemberian hubungan antara indeks dan data record dari berkas :

Inversion

Inversi merupakan pendekatan dasar untuk memberikan hubungan antara sebuah indeks dan data record dari file

Inverted file merupakan key pada indeks inversi mempunyai semua nilai key dimana masing-masing nilai key mempunyai penunjuk ke record yang bersangkutan

Indeks inversi yang sederhana dibentuk sebagai tabel.

Indeks inversi dapat dibuat bersama relatif file atau indeks sequential

Primary key merupakan key dipakai untuk menentukan struktur storage dari file disebut,

sedangkan key yang lainnya disebut secondary key.

Completely inverted merupakan file yang mempunyai indeks inversi untuk setiap data field

Partialy inverted file merupakan file yang bukan completely inverted tapi paling sedikit mempunyai satu indeks inversi

Variasi dari struktur indeks inversi adalah pemakaian secondary key dan primary key dari indirect addressing.

Pendekatan ini membiarkan file yang direorganisasi dan restructure secara fisik tanpa menyebabkan indeks file.

Multi-list

Merupakan pendekatan lain memberikan hubungan antara indeks dan data record dari file.

Multi-list file mempunyai indeks untuk setiap secondary key.

Untuk nilai key hanya memiliki penunjuk untuk data record pertama dengan nilai key . Data record memiliki penunjuk untuk data record selanjutnya dengan nilai key dan seterusnya. Maka terdapat linked-list dari data record untuk setiap nilai dari secondary key. Nilai key harus diurut.

Struktur indeks adalah tabel dengan indirect addressing dan mempunyai hubungan data record yang disusun menurut ID secara ascending.

SUMBER :

detty.staff.gunadarma.ac.id

ana.staff.gunadarma.ac.id

elearning.gunadarma.ac.id

http://mukharom1.wordpress.com/2009/10/28/struktur-dan-organisasi-data-1/

Rabu, 24 November 2010

kepemimpinan

KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:

  1. pemimpin sebagai subjek, dan.
  2. yang dipimpin sebagai objek.

Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.

Kepemimpinan (leadership) adalah bagian tersendiri dari manajemen. Manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memerlukan adanya kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, tanpa kepemimpinan hubungan antara tujuan perseorangan dengan tujuan organisasi mungkin menjadi renggang(lemah). Oleh karena itu, kepempinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Namun demikian sebenarnya kepemimpinan itu sendiri masih merupakan suatu konsep yang sulit diterangkan atau merupakan sebuah “kotak hitam” (black box) yang sangat indah

Pada intinya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

Karakter yang harus ada pada diri seorang pemimpin adalah:

  1. mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih baik daripada orang-orang yang dipimpinnya,
  2. juara, artinya memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik yang lebih balk dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
  3. tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
  4. aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya, dan
  5. walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya.
Meskipun demikian, variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara situasi organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi dengan situasi dan karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi atribut tertentu pula.

B. TEORI KEPEMIMPINAN

Sebelum mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan dalam suatu organisasi perlu ditelusuri dulu perkembangan teori kepemimpinan yaitu :

1. TEORI SIFAT KEPEMIMPINAN

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatian pada para pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi, atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi yaitu :

- Kecerdasan (intellegence)

- Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (social maturity and breath)

- Motivasi diri dan dorongan berprestasi

- Sikap-sikap hubungan manusia.

2. TEORI KELOMPOK

Teori kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.

3. TEORI SITUASIONAL

Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi emprik yaitu :

a. Hubungan pimpinan anggota

b. Tingkat dalam struktur tugas

c. Posisi kekuasaan

4. TEORI PTH-GOAL

Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.

Teori memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin yaitu :

a. Kepemimpinan direktif (directive leadership)

b. Kepemimpinan suportif (supportive leadership)

c. Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)

d. Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership).

5. TEORI GENETIS / KETURUNAN

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made”. Bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan menjadi pemimpin. Dalam keadaan bagaimanapun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

Seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan. Karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya, seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena ditakdirkan. (Wursanto, 2003: 199).

6. TEORI SOCIAL

Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, maka penganut-penganut social mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and not born”.

Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan itu.

7. TEORI EKOLOGIS / BAKAT

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori social. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori social dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa factor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.

8. TEORI KELEBIHAN

Yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal, pertama; kelebihan ratio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, Kedua; Kelebihan Rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahan. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya, Ketiga, Kelebihan Badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat. Akan tetapi masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok. (Wursanto, 2003: 197-198).

9. TEORI KHARISMATIS

Seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai karisma (pengaruh) yang sangat besar. Karisma itu diperoleh dari Kekuatan Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini ada suatu kepercayaan bahwa orang itu adalah pancaran Zat Tunggal, sehingga dianggap mempunyai kekuatan ghaib (spranatural power). Pemimpin yang bertipe karismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. (Wursanto, 2003: 199).


C. TIPE KEPEMIMPINAN

Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut :

1. TIPE KEPEMIMPINAN OTOKRATIS

Tipe kepemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.

Ciri-ciri kepemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi

b. Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan

c. Menganggap dirinya paling berkuasa

d. Jauh dari para bawahan

e. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

f. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alatsemata-mata

g. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar

h. Selalu bergantung pada kekuasaan formal

i. Dalam menggerakkan bawahan mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.

j. Keras dalam mempertahankan prinsip.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe kepemimpin otokritas tersebut diatas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.

2. TIPE KEPEMIMPINAN LAISSEZ FAIRE


Ciri-ciri antara lain :

a. Memberi kebebasan kepada para bawahan

b. Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan

c. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan

d. Tidak mempunyai wibawa

e. Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik.

3. TIPE KEPEMIMPINAN MILITERISTIK

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristik tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.

Seorang pemimpin yang bertipe militeristik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama

b. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal

c. Menggunakan sistem komando dalam perintah

d. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pengkat dan jabatannya

e. Senang kepada formalitas yang berlebihan

f. Menuntun disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan

g. Tidak mau menerima kritik dari bawahan

h. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe kepemimpinan militeritas jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

4. TIPE KEPEMIMPINAN PATERNALISTIK

Tipe kepemimpinan paternalistik mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimental.

Sifat-sifat umum dari tipe kepemimpinan paternalistik dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa

b. Bersikap terlalu melindungi bawahan

c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang pelimpahan wewenang.

d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisyatif daya kreasi

e. Selalu memberikan perlindungan

f. Sering menggap dirinya maha tahu.

g. Pemimpin bertindak sebagai bapak.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin paternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

5. TIPE KEPEMIMPINAN KARISMATIS

Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe kepemimpinan seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya,tidak dapat digunakan sebagai criteria tipe pemimpin karismatis.

6. TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS

Dari semua kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan individu.

Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adlah sebagai berikut :

1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia

2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi

3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya

4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan

5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan

6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya

7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

7. TIPE KEPEMIMPINAN OPEN LEADERSHIP

Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.


D. SYARAT-SYARAT PEMIMPIN YANG BAIK

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.

Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.

Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :

- Pendidikan umum yang luas

- Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang generalist yang baik juga

- Kemampuan berkembang secara mental

- Ingin tahu

- Kemampuan analistis

- Memiliki daya ingat yang kuat

- Mempunyai kapasitas integrative

- Keterampilan berkomunikasi

- Keterampilan mendidik

- Personalitas dan objektivitas

- Pragmatismo

- Mempunyai naluri untuk prioritas

- Sederhana

- Berani

- Tegas dan sebagainya.


E. PERAN PEMIMPIN

1. THE VISION ROLE

Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan aspirasi atau arahan untuk masa depan organisasi. Dengan kata lain sebuah pernyataan visi harus dapat menarik perhatian tetapi tidak menimbulkan salah pemikiran. Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja.

2. PERAN PEMIMPIN DALAM PENGENDALIAN DAN HUBUNGAN ORGANISASIOANAL
THE VISION ROLE

Tindakan manajemen para pemimpin organisasi dalam mengendalikan organisasi meliputi:

(a) mengelola harta milik atau aset organisasi;

(b) mengendalikan kualitas kepemimpinan dan kinerja organisasi;

(c) menumbuhkembangkan serta mengendalikan situasi maupun kondisi kondusif yang berkenaan dengan keberadaan hubungan dalam organisasi.

Dan peran pengendalian serta pemelihara / pengendali hubungan dalam organisasi merupakan pekerjaan kepemimpinan yang berat bagi pemimpin. Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan, seni dan keahlian untuk melaksanakan kepemimpinan yang efektif.

Ruang lingkup peran pengendali organiasasi yang melekat pada pemimpin meliputi pengendalian pada perumusan pendefinisian masalah dan pemecahannya, pengendalian pendelegasian wewenang, pengendalian uraian kerja dan manajemen konflik.

Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya.

3. PERAN PEMBANGKIT SEMANGAT THE VISION ROLE

Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan insentif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang, sementara insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan yang diberi insentif, dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi , serta diberikan dalam suatu ‘event’ khusus.

Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja, dan semacamnya.

4. PERAN PENYAMPAIAN INFORMASI THE VISION ROLE

Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya jelek. Penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.

F. APLIKASI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

- KEPEMIMPINAN, ORGANISASI, DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN

Ada tiga jenis perubahan yaitu perubahan rutin, perubahan pengembangan, dan inovasi. Mengelola perubahan adalah hal yang sulit. Ukuran kapasitas kepemimpinan seseorang salah satu diantaranya adalah kemampuannya dalam mengelola perubahan. Kemampuan ini penting sebab pada masa kini pemimpin, akan selalu dihadapkan pada perubahan-perubahan, sehingga pemimpin dituntut untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pemimpin yang kuat bahkan mampu mempelopori perubahan lingkungan. Ada empat tahap yang harus dilakukan agar pemimpin dapat mengelola perubahan lingkungan. Tahap-tahap tersebut adalah pertama, mengidentifikasi perubahan; Kedua, Menilai posisi organisasi; Ketiga, Merencanakan dan melaksanakan perubahan; dan Keempat, Melakukan evaluasi. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka keempat langkah tersebut perlu dilakukan secara berurutan dan berkesinambungan.

- KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI

Tugas utama seorang pemimpin adalah mengajak orang untuk menyumbangkan bakatnya secara senang hati dan bersemangat untuk kepentingan organisasi. Dengan demikian pemimpin atau manajer harus mengarahkan perilaku para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Para pemimpin perlu membentuk, mengelola, meningkatkan, dan mengubah budaya kerja organisasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer perlu menggunakan kemampuannya dalam membaca kondisi lingkungan organisasi, menetapkan strategi organisasi, memilih teknologi yang tepat, menetapkan struktur organisasi yang sesuai, sistem imbalan dan hukuman, sistem pengelolaan sumberdaya manusia, sistem dan prosedur kerja, dan komunikasi serta motivasi.

Salah satu cara mengembangkan budaya adalah dengan menetapkan visi yang jelas dan langkah yang strategis, mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas, menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai, menetapkan sistem imbalan yang adil, menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan, mengurangi permainan politik dalam organisasi, dan mengembangkan semangat kerja tim melalui pengembangan nilai-nilai inti.

- KEPEMIMPINAN DAN INOVASI

Inovasi berbeda dengan kreativitas. Kreativitas lebih berfokus pada penciptaan ide sedangkan inovasi berfokus pada bagaimana mewujudkan ide. Karena inovasi adalah proses mewujudkan ide, maka diperlukan dukungan dari faktor-faktor organisasional dan leaderships.

Dalam membahas inovasi paling tidak ada duabelas tema umum yang berkaitan dengan pembahasan tentang inovasi yaitu kreativitas dan inovasi, karakteristik umum orang-orang kreatif, belajar atau bakat, motivasi, hambatan untuk kreatif dan budaya organisasi, struktur organisasi, struktur kelompok, peranan pengetahuan, kreativitas radikal atau inkrimental, struktur dan tujuan,proses, dan penilaian. Kemampuan organisasi dalam mengelola keduabelas tema tersebut akan menentukan keberhasilannya dalam melakukan inovasi.

Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dilakukan dengan melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data, lalu data dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi. Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization.


KESIMPULAN

Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin terjadi renggang (lemah) keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan berkerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapa sasaran-sasarannya.


DAFTAR PUSTAKA

. Sukanto R & T. Hani Handoko. Organisasi Perusahaan. PBFE, Yogyakarta.

2000.

. Widyatmini & Izzati A. Pengantar Organisasi dan Metode, Gunadarma, Jakarta, 1995.

· Wursanto, Ig. 2005, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta, 2005.

. Sumber Buku Kepemimpinan Karya TIM FISIP

.Tjiptono, Pandi & Anastasia Diana. (2001). Total Quality Management,Yogyakarta: Andi.


sumber:http://nda-kamal.blogspot.com/2009/11/kepemimpinan-dalam-organisasi.html